Namanya Sutami, usianya 18 tahun, asal pedalaman desa di Jawa. Merantau ke sebuah desa kecil bersama ayahnya, Sukarman. Sutami ini mengalami stress yang parah, usai tubuhnya ditabrak sebuah motor yang ngebut. Gegar otak dan dengan telaten ayahnya merawat. Fisiknya tertolong, tapi pikirannya terganggu.

Sukarman bekerja sebagai penjaga kebun di sebuah rumah seorang kyai. Sutami dititipkan menjadi pembantu rumah tangga di rumah kepala desa. Walaupun pikirannya terganggu, Sutami rajin bekerja, jujur dan tentu saja setia pada majikannya.

Suatu malam, Sutami ‘dikerjai’ oleh para pemuda yang sering nongkrong di perempatan jalan. Ada yang pengangguran, tukang ojek, buka warung, asongan, pokoknya campur baur disana.

Entah siapa yang berbuat, Sutami hamil. Sutami makin stress. Penduduk desa geger, karena Sutami masih wira-wiri dengan perut besar tanpa menikah. Setiap ditanya, Sutami selalu mengatakan bahwa ayah dari bayinya adalah salah seorang dari pemuda yang nongkrong di perempatan jalan.

Sukarman, ayah Sutami shock. Penyakit lamanya kambuh, kemudian mengantarnya menemui ajal. Sutami sebatang kara, ditemani jabang bayi yang makin membesar, tak tahu berayah siapa.

Sembilan bulan kemudian Sutami melahirkan. Penduduk desa geger lagi. Tak tahu siapa ayah dari bayi Sutami. Majikannya yang kepala desa kemudian mengangkat bayi Sutami sebagai anaknya. Ayah dari sang jabang bayi sudah dilupakan.

Sutami kemudian disteril, tak bisa lagi melahirkan anak. Kini, Sutami sudah tak bekerja lagi dengan majikannya yang dulu, karena kedua majikannya sudah meninggal. Dia menghidupi dirinya dengan menjadi pemungut sampah yang dibayar 2.000 per kantong. Sutami yang sebatang kara kini menjalani hidup dengan pikirannya sendiri. Entah bagaimana dia memandang dunia yang sepertinya tak adil untuk dirinya. Tak bisa menyalahkan siapa-siapa.

((Ini cerita nyata dari sebuah pojok desa)))

One thought on ““Wanita Terganggu Pikiran” yang Di-steril

  1. Sungguh kasihan nasibnya,,, seakan tiada hari yang indah di kehidupanya sekarang… apakah ini yang namannya indonesia? rakyat kecil hidup seadanya… apakah tak ada lagi yang peduli padanya…

    mungkin, dengan ‘memberi pekerjaan’ sebagai pengumpul sampah adalah wujud peduli masyarakat, walaupun kecil sekali…

  2. kita tak pernah tau bagaiman dengan kehidupan yang mendatang seperti apa???? mungkin kita lihat dari cerita yang diatas sangat tragis akan tetapi percayalah Tuhan selalu menyertai “sutami” dan tak pernah terlambat pertolonganNya. Dan akan mendapat tempat yang indah di surga nanti…. Tuhan tak pernah tinggal diam kepada hambaNya…

    Sutami come on bangkit… dunia ini sangat indah jika berjalan bersama Tuhan….

  3. Niscaya Sutami terbebas dari pengadilan Yang Kuasa, apalagi jika ia tergolong (maaf) terganggu jiwanya. Kesungguhan ia bekerja, jujur dan biasanya lugu, kerja tanpa pamrih, serta berani mengandung sang jabang bayi (karena kepolosannya) bisa jadi dia tak memiliki rasa dendam kepada pelaku. Semua itu relatif lebih kelak menguntungkan derajat dirinya di hadapan sang Khalik. Kalau bukan sekedar doa baik, kita terkadang cuma bisa mencela atau mengacuhkannya…. Kalau saja di dunia ada hukum karma (para pelaku ) pantas merenung… jika anak dan istri mereka kelak menjadi SUTAMI…..

  4. disetiap penderitaan pasti ada kebahagian, suatu saat sutami juga akan mendapatkan kebahagiaan itu, hanya saja tidak tahu kapan karena itu rahasia Tuhan, saya jadi ingin nangis baca ceritanya 🙁

  5. Cerita diatas mengajarkan bahwasanya kita harus mensyukuri situsi kita saat ini. Ternyata byk orang diluar sana (yg kita tidak tahu dan sadari) lebih menderita dari kita…Untuk Sutami…dia akan mendapat tempat yg layak di Hadapannya……Amin

  6. Terkadang, Tuhan menakdirkan jalan hidup seseorang dengan sedemikian rupa, sbgai hikmah untuk dirinya sendiri dan pelajaran bagi orang lain… Wallahu Alam Bissowab

  7. dunia ini….. banyak rahasia yang Tuhan berikan agar umatnya berfikir.
    Sutami…tulus doa kupanjatkan agar kau kuat dan sabar, yakinlah Tuhan tidak tidur dan kau adalah umat yang dipilih aku yakin sorga menantimu dengan kesabaran dan ketakwaan yang sebenarnya.
    Kisahmu membuat syukurku bertambah atas apa yang apa yang aku punya.
    Salam sayang untukmu…

  8. really sorry to hear that 🙁 ……..jadi tau kalo keadaanqu saat nie jauh lebih bae dari dia…..harus aq syukuri…..semoga Tuhan memberikan dia kehidupan yg lebih bae……amen…..
    lam kenal buat semuanya………. 🙂

  9. assalam …

    yg bisa mandang gag adil kan kita ya ??
    dengan segala keterbatasannya … mungkin si sutarmi nya mah asoy geboy ngejalanin idupnya ??
    who knows ???

    -hf-

  10. masya allah sungguh berat deritanya
    mungkin dibalik kejadian itu pasti ada hikmahnya
    karma tidak ada tapi sgala bentuk perbuatan pasti ada balasannya…….

  11. Wow…kisah nan pilu. Usul : Bisakah yang berwenang pemerintah/LSM yang peduli kasus sedemikian/Pribadi/Caleg partai apapun, membantu jasmani dan rohani perempuan ini……andaikan??!!

  12. sutami hanya hilirnya, hulunya itu yang wajib kita perhatikan, apa yang dibuat oleh pendahulunya (kedua orang tuanya, mhon maaf) smg sutami mendpatkan kebahagiaan dibalik kesulitannya ini amin.

  13. bukan raga yg dipandang Tuhan, melainkan jiwanya.
    Thanks buat postingnya..kita jadi makin byk belajar mensyukuri apa yg kita punya.

  14. sisi lain dari gambaran kehidupan di dunia, ada yang menyenangkan ada yang menyedihkan, kita ga bisa mengukur senangnya kamu, senangnya aku juga senangnya mbak Sutami, sama dengan kita ga tau atau ga bisa mengukur jarak batas antara kehidupan dan kematian

  15. Ban, bisakah kita berbuat sesuatu utk Sutami ini ?
    Mungkin Baban bisa koordinir pengumpulan dana seikhlasnya dari para pembaca setia lebah cerdas di blog & fb utk sutami ?
    Hopefully bisa membantu meringankan beban beliau walaupun sedikit…

  16. Masya Allah, dunia ini dah deket2 kiamat, jadi ada aja hal2 yang bikin dig-degan. Sy punya adik yang epilepsi jadi …..tolong doakan saya yach…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *