Mala….
Sebelumnya mohon maaf aku memanggilmu Mala. Kedengerannya sok akrab. Soalnya aku dapat kabar dari Pencipta-mu, sebenarnya kamu dekat sekali dengan setiap manusia, bahkan sering mencatat apa pun yang dilakukan manusia. Berarti sebenernya kita akrab khan?
Terus terang, seperti kata Bung Rhoma, “Sungguh mati aku jadi penasaran…..jreng..jreng..jreng, tweeeeew”. Di usia sekarang, apa ya yang sudah kamu catat tentang aku? Banyakan yang baiknya atau yang buruknya ya…?
Mala…
Siang ini aku gembira sekali, karena nun jauh di Jogja sana, ada yang membuat buku-ku jadi bahan literatur skripsi. Senang sekali rasanya, karena tulisanku jadi ilmu yang bermanfaat. Pencipta-mu bilang, kalau ilmu kita bermanfaat, Mala ngga berhenti khan mencatat ketika jasadku sudah terpisah dari ruh? Jangan berhenti nyatet ya? Kalau tinta pena-nya habis, sebelum aku wafat, aku beliin deh.
Pagi tadi aku talkshow di sebuah radio, tentang hikmah kehidupan. Aku punya yayasan, namanya ILNA (singakatan Ilmu Berguna, simpel banget ya?). Memang kegiatannya bagi-bagi ilmu aja supaya berguna. Talkshownya nyaman banget. Rasanya senang bisa berbagi ilmu dengan pendengar yang balik nelpon dan sms. Menceritakan betapa ilmu dari Pencipta-mu demikian dahsyat hingga menyelusup hingga ke relung-relung kehidupan sehari-hari. Semoga saja apa yang aku ceritakan bisa menjadi bagian dari usaha mereka untuk menjadi lebih baik.
Mala…
Hari ini, aku mengajak anakku shalat berjamaah. Senang rasanya, puteriku itu menjadi makmumku, walaupun gerakannya ciptaan sendiri. Aku sujud, dia rukuk; aku rukuk, dia sujud. Ngga apa-apa. Pokoknya itulah usahaku untuk membuat puteriku nanti menjadi manusia sholihah. Usai shalat berjamaah, kami berdo’a bersama, mendoakan orang-orang terdekat dan terjauh, sampai ke Palestina, yang sedang ditimpa prahara.
Kata Pencipta-mu lagi, kalau anakku sholihah dan suka berdo’a untuk orang tuanya, Mala ngga berhenti mencatat ya, walaupun jasadku sudah terpisah dari ruh? Janji lho.. jangan brenti nyatet, setiap kali anakku yang insyallah sholihah mendo’akanku di liang kubur nanti.
Mala…
Hari ini aku ngga punya uang banyak. Tapi, ketika ada seorang pengemis menengadahkan tangan, aku memberikan uang seadanya yang ada di kantongku. Ssssst.. yang ini jangan diceritain sama orang-orang ya, takutnya jadi riya.. cuman buat Mala aja. Kalau aku punya uang banyak banget sih, pengennya bikin pesantren yang tiap hari bisa ngajarin mereka tentang menulis. Tapi, uangku masih dikit banget. Jadi, harus diobrolin dulu sama isteriku.
Pencipta-mu bilang, kalau kita punya uang, terus dikasih buat amal jariyah, Mala pun ngga akan berhenti mencatat ketika jasadku berpisah dari jiwa? Bener nggak? Doakan aku supaya punya uang banyak ya, biar bisa beramal jariyah, membantu yang tidak mampu.
Mala…
Aku ngga yakin catatan-mu tentang amalku di dunia ini cukup untuk membuatku mendapatkan kenikmatan melihat Pencipta-mu. Pengen banget aku bertemu Pencipta-ku sekaligus pencipta-mu dalam keadaan yang baik. Tapi, khan semua tergantung pada catatan-mu juga ya? Mala khan mencatat apa adanya, ngga pake ngarang segala. Jadi, ya aku pasrah aja deh, yang mau dicatet apa. Aku berusaha aja supaya yang baik-baik yang dicatat.
Aku juga sebenernya takut, kalau catatan-mu itu justru akan membuatku dijilat api panas yang kata Pencipta-mu mengerikan itu. Beneran, aku membaca di Kitab Mukjizat idola-ku, yang isinya lebih dari 6000 ayat, 114 surat itu; dahsyat dan mengerikan banget kalau sampai masuk ke api yang berkobar dan membakar manusia dengan catatan yang buruk. Semoga aja, catatan buruk yang Mala tulis tentang aku, bisa aku hapus sebelum raga terpisah dengan ruh. Kata Pencipta-mu, untuk menghapus segala catatan itu, namanya taubatan nashuha ya? Beneran?
Iya deh….. aku berusaha untuk melakukan taubat setiap detik, sama dengan aku berusaha untuk semakin dekat dengan Pencipta-mu.
Mala…
Idola-ku wafat di usia 63 tahun. Kalau menuju kesana, usiaku tinggal 29 tahun lagi. Aku ngga tau bisa sampai di usia itu atau tidak. Aku hanya ingin, ketika jasadku berpisah dengan raga, jangan berhenti mencatat ya tentang amal baikku? Aku berusaha untuk menulis sebagai bagian dari menyebarkan ilmu yang mudah-mudahan bermanfaat. Aku berusaha untuk mendidik anakku menjadi sholeh dan sholehah dan mengajarinya berdo’a agar kelak dia bisa mendo’akan orang tuanya. Aku bekerja keras, agar punya harta banyak, sehingga bisa beramal jariyah. Semua kulakukan, agar Mala ngga berhenti mencatat setelah aku wafat.
Mala…
Aku tahu, aku kirim curhat pribadi banget. Tapi andaikan semua orang di negeriku ini mengirim surat yang sama kepadamu, agar selalu dekat dengan Pencipta-mu, aku yakin, banyak masalah di negeri ini terselesaikan. Andaikan saja, semua orang di negeriku yakin seyakin-yakinnya, bahwa bekal di dunia belum tentu mengarungi garis tak berujung dihadapan-Nya nanti, maka mereka berpikir milyaran kali melakukan kejahatan. Mereka akan berlomba untuk melakukan kebaikan.
Mala….
Aku hidup di sebuah bangsa yang mayoritas sekeyakinan denganku. Tapi aneh, banyak yang tidak konsisten dengan keyakinannya sendiri. Kamu yang begitu dekat pun diabaikannya.
Mala..
Aku hanya ingin, agar Indonesia-ku dibangun oleh orang-orang yang berharap berkah dengan menyediakan untukmu bahan-bahan kebaikan untuk dicatat. Aku ingin, Mala yang bertugas di negeriku, sibuk nyatet banyaknya kebaikan yang dibuat di negeri ini.
Mala…
Maaf ya sok akrab. Maaf juga kalau hitung-hitungan. Salah satu sahabat idola-ku pernah mengatakan bahwa hisablah dirimu sebelum dihisab. Hitunglah dirimu sebelum dihitung.
Semoga Mala mengerti.
(Psst.. aku panggil kamu Mala, soalnya kalau panggil nama belakangnya, Ikat.. ngga enak kedengerannya. Becanda Mala…Jangan dicatet ya…)
hihihi… postingan yang seru bro… salam buat putrinya yaa…
mudah-mudahan ngga dibales dengan surat pemanggilan…..hehehehehe.. belum siap Sis….
saya punya teman yoga namanya mala, tapi gak pakai ikat…!!!
makasih mas, mau mampir…. kedatangan tamu istimewa nih….. Jangan sampai, temennya, Mala itu punya suami bernama Ikat, ntar kalau dateng kondangan, ngga enak
hehehehe..klo di panggil ikat tar dia kabur donk…g’ jadi nyatet lg….takut di ikat…hehheheh
he..he..
bagus! nitip salam ya buat om mala, sampein catet yg baek2 aja gitu
lam kenal ya
Mala online terus kok.. kirim aja langsung….
hehe..surat yg bagus buat mala … 🙂
waooww..
surat tertututpnya ngga ada yah..???
surat tertutupnya dari Mala.. one way ticket.. ngga bisa dibales.. wallahu’alam kapan…
semoga you tetep istiqomah dan ilmu anda bertambah. amien yaa robbal alamien.
tak lupa salam kenal.
Assalamu’allaikum ya muslimin…
Bana, maaf saya panggil engkau “Bana” karena hanya nama ini yang terdengar sejuk.
Gimana kabarmu? Lama saya merindukan surat ini, tadinya saya mau sekalian kirim one-way ticket cuma aah Sang Pencipta belum ngasih surat ijin.
Tenang. Jangan was-was saya mandek nyatet amalanmu. Kalau saya pegel saya punya banyak stock balsem. Dan sekalipun habis, saya bisa minta tolong rekan saya Malaikat Kiri buat bantu mijet pas dia luang. Tapi kayaknya beliau lebih sibuk dari saya.
Soal hitung-hitungan itu, saya bisa maklum. Tapi jangan lupa sama Malaikat kiri. Nanti saat kamu wafat, segala perbuatanmu bakal dihitung dan ditimbang kadarnya lhoo.
Nah, saya akhiri surat saya di sini. Maaf singkat, lain kali saya telpon kamu dari sini.
Salam buat anak dan istrimu, Bana. Jagalah mereka.
Wassalamu’allaikum.
amanat mu akan aku ingat. Terima kasih Ma-Kan (alias Malaikat Kanan)
Wew… Deket banget sama si Mala…
Salam juga ya…
Kliatanya ini bukan sekedar sok deket dech… Tapi emang ngebet banget biar lebih deket sama Mala … Ckckckck … 😀
now I’ll stay tuned..