Senang saya melihat iklan-iklan PKS. Beberapa inovatif dan melekat di benak penonton.

Akan tetapi, melihat iklan PKS akhir-akhir ini jadi ragu dengan jati diri PKS sendiri. Biasanya PKS itu beda, unik. Kok, di iklan yang mengedepankan Anton Apriantono sebagai lokomotif sukses swasembada pangan, PKS jadi partai latah yang ikut-ikutan mengklaim sukse.

Sudah jelas, menteri itu pembantu presiden, jadi tentu saja, swasembada itu bukan prestasi perorangan, tapi prestasi sistem. Mungkin PKS ‘gerah’ dengan klaim Partai Golkar tentang swa sembada pangan dan meng-counter-nya dengan iklan yang mengklaim sukses itu sebagai sukses kader PKS.

Iklan partai pun seperti berbalas pantun. PKS yang mengupas perseteruan tokoh politik dibalas Golkar dengan betapa rukunnya tokoh politik mereka. Golkar mengklaim prestasi kadernya di pemerintahan, dibalas dengan iklan PKS yang ikut-ikutan mengklaim kesuksesan.

Sayang sekali jika PKS setali tiga uang dengan partai-partai lainnya. Apakah sudah hilang jati diri dan inovasinya? Apakah sudah habis isu kampanyenya? Ataukah saking banyaknya uang yang tersedia, sehingga isu-isu berbalas pantun itu pun dibuat.

Semoga saja, iklan-iklan partai politik itu jadi bagian dari pendidikan politik; tidak semata untuk menjaring suara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *