“Ih.. bau banget airnya…” itu kata Naya ketika pipis di kamar mandi-nya usai.
Naya pun ‘dibersihkan’ dengan tisu basah. Tak seperti biasanya.
Saya masuk ke kamar mandi dan menanyakan kepada isteri saya yang sedang membantu Naya belajar pipis.
“Iya nih, Abi.. airnya bau bangkai.. ada tikus kali di penampungan air… coba deh dicek…” kata isteri saya
Saya pun segera mencari pinjaman taraje alias tangga. Kebetulan di dekat rumah ada yang sedang dibangun dan disana ada taraje yang cukup panjang. Saya meminjam dan membawanya ke rumah.
Setelah disandarkan dan saya memanjat taraje, sampailah saya di dekat penampungan air. Dan ternyata, tutup penampungan air itu terlepas, berada di dekat penampungan, tergeletak begitu saja. Mungkin tertiup angin. Saya mendekat dan mencium bau yang menyengat dari mulut penampungan air itu.
Setelah melihat ke dalam, ternyata ada seekor burung merpati yang sudah mati, mengambang di bak air penampungan; membuat air di penampungan itu kotor dan berbau. Pantas saja air yang dipakai untuk mencuci dan mandi berbau menyengat; rupanya ada bangkai burung merpati terendam di bak penampungan.
Saya mengambil bangkai itu dan membuangnya.
Pekerjaan berikutnya adalah menguras bak penampungan yang cukup besar, sambil menahan bau yang menyengat. Tapi, ya ini yang harus dilakukan; membersihkan air dari bangkai binatang yang berbau. Mengurasnya ternyata tak mudah, karena saya harus berkali-kali meminta isteri saya untuk menghidupkan pompa, agar air bersih mengalir kembali.
Sekitar 45 menit saya menguras bak penampungan, hingga bersih. Dan tepat ketika bak itu sudah kosong melompong dari air, dan bersih karena sudah dikuras; untuk kemudian siap diisi… ada teriakan dari isteri saya..
“Abi…. mati lampu…..!”
Whuaaaa…. mana air sudah habis..bis…bis…. mati lampu pula….
Akhirnya saya, isteri, Naya dan Andra numpang mandi di rumah orang tua; yang ternyata mati lampu juga, jadi persediaan airnya pun sedikit. Alhasil, hanya Naya dan Andra yang mandi. Saya dan isteri tak sempat mandi, sampai sekarang; ketika saya menulis postingan ini; di sebuah mall, ngopi di salah satu kafe (semoga temen sebelah saya ngga liat dan baca postingan saya, hehehehe)… karena di mall ini ngga mati lampu.
Terus terang saja, kejadian ada bangkai di air bersih yang menyebabkan air bersih itu jadi berbau; membuat saya menganalogikannya dengan heboh rekaman dari KPK yang hari ini diperdengarkan di Mahkamah Konstitusi..
Begini analoginya..
Ibaratkan KPK, Kepolisian dan Kejaksaan — sebagai institusi — adalah wadah yang seharusnya menampung air bersih
Koruptor – adalah bangkai hewan yang menyebarkan penyakit dan bau tak sedap
Kemungkinan, burung merpati itu mencari minum di bak penampungan yang tutupnya terbuka, dan terjatuh untuk kemudian tak bisa menyelamatkan diri; dan tentu saja menyebabkan bau yang menyengat di wadah yang tadinya berisi air bersih itu. Mungkin sama saja dengan koruptor yang mencari selamat dalam upayanya mencari makan, akan tetapi tindakannya mencemarkan air yang seharusnya bersih.
Untuk menjadi bersih, maka bangkai itu harus dibuang, airnya dibersihkan dan diganti dengan air yang baru. Tapi, kadang.. airnya bisa dikuras, wadahnya juga bisa dibersihkan; akan tetapi ketika harus diganti dengan air yang baru; kalau kemudian airnya tak ada karena listrik tiba-tiba mati, artinya ada peran ‘pemerintah’ yang membuat persediaan air bersih baru menjadi lancar; akan tetapi, karena tak kompeten, akhirnya air bersih yang baru, tak mengalir, karena listrik tiba-tiba mati…
Nah.. itu paling tidak yang kepikiran di kepala saya ketika usai melakukan tindakan membuang bangkai, menguras bak penampungan dan bersiap menanti air bersih baru, tapi tiba-tiba mati lampu…
Hmmmmm….
Balik lagi ke rumah. Saya beberapa kali menelpon isteri, untuk menanyakan apakah lampu sudah menyala atau tidak… ternyata hingga maghrib, lampu belum nyala juga; rupanya ada pemadaman bergilir; kerena tepat di sebelah rumah saya, justru lampunya nyala; mungkin beda wilayah.
Yah.. sebelah rumah saya diterangi listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara..)
Saya… isteri dan anak-anak diterangi oleh PLN juga, Perusahaan Lilin Negara….
Jangan-jangan listriknya dikorupsi juga ya kang?
wallahu’alam… kendala teknis katanya….
Jujur, ngaruh bgt nih kalo mati2 lampu buat pedagang kecil seperti saya.
Seringkali Mie Janda pake lilin, ya tapi jadi romantis buat yang berpasangan 🙂
iya ya.. tapi bisa jadi ide juga tuh, kalau beneran romantis pake lilin… dibuat aja hari-hari tertentu candle light dinner…:)
wah2, gara2 bangkai yang tidak pada tempatnya bikin susah orang satu negara ya mas 😀
iya.. memang….. bangkai itu sudah mati sebenernya; sama dengan koruptor; sudah mati juga, hatinya…makanya jadi berbau busuk…