Bumi rasanya sempit sekali. Pagi buta sudah keluar dari rumah, menuju bandara Sukarno Hatta; memenuhi janji untuk menemani Ketua Karang Taruna Indonesia (Katar) sebagai pembicara pada acara Asian Youth Business Conference & Trade di Putrajaya, Kuala Lumpur Malaysia.
Perjalanan di pagi sekali membuat mata masih mengantuk. Sholat shubuh di pesawat dan melanjutkan obrolan tentang persiapan materi untuk disampaikan siang nanti; judulnya “Agricultural Potential in Indonesia”.
Ya, Taufan EN Rotorasiko, Ketua Umum Karang Taruna Indonesia akan menyampaikan materi tentang potensi investasi pertanian di Indonesia; dan karena pekerjaan saya yang memang sudah lama dijalani, yaitu menjadi desainer materi presentasi, membuat saya mendapat keberuntungan berangkat ke Malaysia.
Perjalanan tepat waktu dan kami tiba di Putrajaya jam 08.30; tak sempat ke hotel, tapi langsung briefing dengan panitia. Ketika sampai, sudah ada Moreno Suprapto, Dania dari Karang Taruna, Mbak Ika dari PR, Dian dari Media Indonesia dan Mas Budi dari Trans TV. Lumayan lengkap timnya.
Sebenarnya baru beberapa hari lalu saya tahu, kalau Moreno juga jadi bagian dari Karang Taruna Indonesia. Moreno yang pembalap; rupanya sudah lama jadi mitra Departemen Sosial dan kini menjadi Kadep Hubungan Internasional di Karang Taruna Indonesia; apalagi (ternyata); Moreno juga kuliah di jurusan Hubungan Internasional. Klop lah.
Jadi, memang beda Karang Taruna Indonesia kali ini.
Usai membereskan persiapan materi; kami pun masuk untuk mengikuti sesi umum. Dalam forum itu memang beberapa praktisi bisnis dan akademisi saling berbagi informasi tentan bisnis; dan tentu saja diharakan ada kerjasama bisnis yang bisa terlaksana.
Taufan Rotorasiko berbicara bersama seorang akademisi; Dr. Hasan, dari Malaysia; tentang potensi pertanian. Taufan Rotorasiko lebih menekankan pada pertanian sebagai solusi untuk mengatasi kriris pangan, air dan energi; dan tentu saja mempromosikan Indonesia sebagai lahan berinvestasi; karena pertumbuhan ekspor pertanian di Indonesia cukup baik.
Usai berbicara dalam forum; kami melanjutkan dengan kegiatan pribadi; sebelum bersama-sama makan sore di food court sebuah mall. Sambil berharap, kalau bisa berfoto dengan latar belakang Menara Kembar Petronas. Semoga bisa.
Makan usai; lumayan lezat; kami pun bersiap menuju bandara.
Dan ada sesuatu yang istimewa; tak dinyana tak diduga.
Ketika kami berkerumun di depan Starbucks; datanglah sosok yang sangat dikagumi di Malaysia dan Asia..
Mahatir Muhammad..
Ya benar..
Kami pun tak menyia-nyiakan untuk menyapanya. Terasa sekali aura ketokohannya. Dan tak lupa pula kami berfoto bersama.
Puas rasanya bisa berfoto dengan salah satu idola saya. Tak apa tak jadi berfoto dengan latar belakang petronas; toh Menara Petronan masih disitu-situ saja; tapi bertemu dengan Datuk Mahatir Muhammad, tentu kesempatan langka.
Terima kasih Tuhan.
Ketika menanti mobil yang akan mengantar kami ke bandara pun; ada mobil Datuk Mahatir Muhammad dengan no kendaraan MMI (singkatan Mahatir Muhammad); padahal biasanya nomor kendaraan di Malaysia terdiri dari 3 huruf di depan diikuti dengan angka.
Selama perjalan pulang; obrolan tentang Karang Taruna pun makin bersemangat. Tak apa banyak yang mengira sudah mati suri; tapi berusaha, berikhtiar adalah sebuah keharusan jika ingin meraih sesuatu.
Menarik, ketika di akhir pembicaraan, ada gagasan untuk melakukan ’studi banding’ tanpa menggunakan uang rakyat, tapi melakukan pencarian sponsor sendiri; dengan mengunjungi beberapa komunitas/organisasi pemuda di 10 negara ASEAN; kemudian membukukannya.
Rasa-rasanya ada cukup waktu untuk mewujudkannya jelang Sumpah Pemuda ke-83 di tahun 2011 nanti.
Semoga manfaat dan Pemuda Indonesia bisa ke pentas regional.
Bismillah.
terima kasih postingannya ya..
kunjungi repository unand