Pasangan ibarat pakaian. Keberadaannya untuk saling menutupi aurat. Ketika kesalahan diperbuat, maka pasangan adalah pakaian untuk menutupinya.
Pasangan ibarat pakaian. Keberadaannya adalah untuk membuat pasangan pantas, dikemas dengan layak. Ketika pasangan tidak begitu sempurna, maka pasangannya menyempurnakannya.
Ketika seseorang jauh dari pasangannya, maka ada jarak untuk saling melihat. Melihat dengan mata, dan melihat dengan hati. Jarak yang telalu dekat seringkali membuat mata tertutupi, sehingga tidak melihat apa adanya.
Kapankah kita merasa cukup dengan pasangan?
Ketika kita menerima apa adanya dan bukan bagaimana seharusnya.
Tidak ada manusia yang sempurna, justru kesempurnaan itu adalah ketika kita bisa menerima ketidaksempurnaan orang lain.
Nice post bro…
Salam kenal ya… Sesama peserta Djarum Black Blog Competition 😀
salam kenal juga Bro… semoga sukses ya…. menuju TKP nih, kunjungan balasan….
“Tidak ada manusia yang sempurna, justru kesempurnaan itu adalah ketika kita bisa menerima ketidaksempurnaan orang lain.” mantap kali kutipan ini, kang.. saya sepakat lah..
Ikhlas dalam memberi maupun menerima, dan banyak bersyukur atas anugerah yang telah diberikan Sang Pencipta. Insya Allah akan lebih mudah untuk bisa “merasa cukup dengan pasangan”.