Adalah seekor elang yang rabun matanya. Ia menjadi bahan ejekan kawan-kawannya, karena ke-rabunan-nya itu mengakibatkan sering salah dalam berburu mangsa.
Tikus, makanan favorit para elang, sudah terlihat dari atas ketinggian, oleh elang bermata normal. Mata tajam seekor elang sudah bisa memburu tikus dengan sangat baik. Untuk elang bermata rabun, semua hewan kecil yang seukuran tikus, dari ketinggian terlihat seperti tikus. Sehingga sang elang rabun seringkali salah berburu. Yang dikiranya tikus, tahunya kadal; tahunya kodok; tahunya tanaman yang seperti tikus.
Perut lapar membuat sang elang jadi terbiasa memakan buruannya, yaitu tikus atau sesuatu seperti tikus.
Suatu hari, petani di wilayah tempat para elang itu biasa mencari mangsa mengadakan operasi membasmi hama. Tikus yang jadi hama utamanya, karena merusak tanaman mereka. Tikus seperti mendahului panen.
Para petani berhasil, dan seluruh tikus pun lenyap di wilayah itu. Tak satu pun.
Para elang kelaparan, karena mereka terbiasa memakan tikus sebagai makanan utama. Beberapa dari elang itu jatuh sakit dan mati.
Hanya ada satu elang yang tidak kelaparan, yaitu sang elang rabun, yang perutnya sudah terbiasa memakan tikus dan apa pun yang menyerupai tikus.
“kekuatanmu adalah kelemahanmu.. kelemahanmu adalah kekuatanmu”