Tak menyangka, ketika saya menuju ke Jakarta, menggunakan kereta Commuter line jam 10.34 dari Bogor, asyik dengan update di social media dan urusan I am President yang belum kelar-kelar, utamanya kontak dengan ‘sahabat-sahabat’ saya yang kini sudah berubah status–berubah saldo–tepatnya usai mendapat hadiah.

Saya berpikir keras untuk move on.. berjalan terus setelah ‘mimpi buruk’ yang saya pikir akan indah pada akhirnya.

Ketika tenang itulah, tiba-tiba di stasiun UI, Depok, masuklah Jokowi, Hatta Radjasa persis di gerbong yang sedang saya tumpangi. Tak pelak, perhatian masyarakat pun tersedot ke Jokowi. Hatta Radjasa, yang Menko Ekuin pun kalah populer dibanding Jokowi.

Saya yang persis ada di depan Jokowi, tak pelak langsung menghampiri dan berfoto bersama. Persis di bawah tulisan SOEKARNO.

Memang jadi kebiasaan Jokowi untuk blusukan sampai masuk ke gerbong kereta. Memang singkat waktu perjalanannya, 30 menit Depok – Jakarta, bayangkan jika harus ditempuh dengan jalan biasa.

Bertemu Jokowi memang menjadi pengobat gundah saya, dengan segala kejadian yang menimpa selama ikut 18 bulan di Reality Show I am President. Kegalauan, apakah apa yang saya sampaikan hanya sebatas omongan yang dimakan angin saja; sekedar untuk menyenangkan juri yang akhirnya penuh dengan rekayasa?

Bertemu sejenak dengan Jokowi, sambil berbicara soal Capres, Blusukan dan tentu saja kesukaan akan kemeja putih, ternyata memberi makna kepada saya, bahwa cara pencitraan yang baik adalah dengan melakukan apa yang kita yakini dan katakan. Dan paling penting adalah bekerja, bekerja, bekerja. Berprestasi, berprestasi, berprestasi.

Semoga saja, kesamaan saya dengan Jokowi bukan hanya soal satu gerbong kereta saja, tapi juga satu gerbong dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera.

Terima kasih Mr. Blusukan, Jokowi..

Sampai saya lupa, ternyata ada 3 capres di gerbong yang sama, karena Bung Hatta Radjasa juga digadang-gadang akan maju sebagai Capres. Semoga segala niat baik, segera terlaksana dan Allah memberi kemudahan..