Saya menemuinya di Pesta Buku Senayan. Datang untuk melakukan promosi buku Kuis Siapa Berani di sebuah stand, HY (Helmy Yahya), mulai berdialog dengan pengunjung, cerita dibalik kesuksesan kuisnya. Saya berada paling belakang. Hanya melihat sekaligus mengaguminya.
Selesai acara, saya diajak Mba Mira, langsung menemui HY.
“Mas… saya penulis, mau nulisin biografi mas Helmy, boleh nggak?”
“Biografi? saya khan masih muda? emang mau meninggal apa?” HY menjawab sambil bercanda sebenarnya
“Ngga mas.. konsepnya ngga biografi banget, saya nyebutnya valuegraphy”
“Apaan tuh…?” tanya HY
“valuegraphy itu, istilah ciptaan saya untuk memotret nilai hidup seseorang yang sukses…”
“oh gitu.. trus gimana teknisnya…” tanya HY lagi
“jika diijinkan, saya mewawancarai mas Helmy, dimana ada pertemuan dan kesempatan”
“oke… temui saya sekitar 2 minggu lagi ya, di kantor”
“baik mas.. ini outline bukunya…” saya menyerahkan 2 lembar outline buku. Kertas itu langsung dikantongi HY.
Dua minggu kemudian, saya menemui HY tidak di kantornya, melainkan mendatangi Indosiar. Persis, selesai Kuis Siapa Berani. Saya menemui HY di depan, sedang makan sate, bareng dengan Alya Rohali. Saya diajak ikutan makan sate. Hmmm, lumayan. Dari Bogor pagi banget, belum makan. Rupanya itulah ritual mereka usai menjadi presenter KSB.
Sambil makan sate, saya dikenalkan juga ke Alya, bahwa akan membuat buku buat HY.
Setelah itu saya ikut ke kantor Hy di Tanah Abang. Disana langsung masuk ruangannya, dan wawancara pun ditunda dulu, karena HY nerima beberapa tamu dulu. Saya dipersilahkan saja duduk di dalam. Sekalian mengamati juga kesibukannya.
Selesai tamu ngantri, kini giliran saya wawancara. Saya deg-degan juga, baru pertama mewawancarai selebriti begini, berdua lagi. Yah, namanya orang nekat, langsung aja saya mulai ngobrol tentang kehidupan HY.
Diseling dengan kedatangan tamu, akhirnya wawancara yang berdurasi 2 jam itu pun selesai. Saya puas dan pulang ke rumah untuk mentranskrip hasil wawancara.
Kini, setiap pagi saya mendatangi Indosiar, menunggu HY dan Alya makan sate dan setelah itu mengikuti aktivitasnya seharian. Selama dalam perjalanan, saya gunakan untuk wawancara. Saya nanya apa saja, mulai dari masa kecil hingga tentang pengalamannya melakukan interview terhadap Michael Jordan, Magic Johnson hingga Rudi Hartono.
Buku yang akan saya susun memang mengupas nilai-nilai kehidupan HY. Termasuk juga, bagaimana HY di mata teman dekatnya. Oleh karena itu saya menemui beberapa selebriti lain. Yang pertama ditemui adalah Dian Nitami, ketika usai siaran di Trijaya FM.
Semua kawan HY yang akan saya wawancarai itu jumlahnya 40 orang, karena buku ini akan dilaunching pada saat HY merayakan ultah ke-40.
Yang saya rasakan paling seru mengejar selebriti untuk diwawancara adalah Krisdayanti. Saat itu SCTV Music Award, KD jadi salah satu pengisi acara. Saya tahu, bahwa dress code untuk ke acara itu, bar kelihatan sebagai kru adalah baju dan celana hitam-hitam. Maka, saya dengan bantuan mas Joko, manajer HY saat itu, segera mendekati ruangan KD dan pura-pura jadi kru.
Ketika KD keluar, saya ikutin dan minta waktu interview. Ternyata, KD lagi sibuk banget dan bilang, mau nge-faks aja. Wah, saya pikir ini cara halus untuk nolak. Tapi, saya ikutin aja.
Saya kirim faks dan dua hari kemudian KD pun menjawab faks itu. Baik banget.
Selama 3 bulan itulah, akhirnya wawancara saya dengan HY dan teman-teman dekatnya selesai. Saya happy, karena bisa mengabadikan nilai-nilai seorang HY dalam menjalani kehidupannya. Banyak orang sukses tapi tidak terekam jejaknya. Niat saya jadi penulis saat itu adalah untuk merekam jejak, supaya bisa menginspirasi banyak orang.
Buku itu kemudian terbit dan ketika pelaksanaan ultah HY ke-40 di Cafe De La Rosa Kemang, buku itu diberikan kepada semua tamu yang hampir 70% selebriti. Bangga juga, buku saya ada di tangan mereka, walau saya tidak tahu dibaca oleh mereka atau tidak.
Yang lebih menyenangkan lagi, saat itu saya satu panggung bersama mas Ireng Maulana, Merry Sanger, Koes Hendratmo, Ani Sumadi, HY dan Mba Aci (siterinya) serta Tantowi Yahya. Kalau bukan karena nulis, mana bisa saya berdiri dan difoto bareng mereka…….
Saya bersyukur kepada Tuhan, bahwa kemampuan menulis adalah jalan untuk menemui orang-orang hebat, mendapat ilmu dan menceritakannya kepada dunia. Indonesia punya banyak orang hebat, tinggal bagaimana menulis kehebatan mereka supaya menjadi inspirasi bagi semakin banyak orang…..
Wach ..Saluuuuuut Sama prestasi Babah 😀
Smoga aku bisa tertular ya sama prestasi2 Babah ini …
Aku bangga Padamu Kawan 🙂
Selamat .. 🙂
hatur nuhun…. hanya niat berkarya saja….hehehehhe.. hidup dBlogger!
wah hebat
itu mah prestasi..keren2
mana berani saia nekat kek gitu 😀
terus berkarya pak 🙂
mas buku Biografi Helmy Yahya masih ada tidak?dimana aku bisa mendapatkan buku itu?
terima kasih..
saya sangat mengharapakan balasannya. terimakasih..
dianromadhonispirit@gmail.com
o ya mas, ada buku-buku tentang helmy yahya yang lain tidak?atau kah buku-buku karangan mas HElmy yahya,
terima kasih.
baru 2 buku yang saya tulis.. 1. Valuegraphy of Helmy Yahya dan 2. Wirausaha Bermodal NOL Rupiah… yang kedua baru cetak.. sudah ada di Gramedia… yang pertama lagi proses cetak ulang…
ok,.kak terima kasih,
mas bisa bagi cerita tentang caranya ketemu mas Helmy yahya??terima kasih
mas saya mau memiliki buku valugraph Helmy yahya gimana caranya ? bisa kabarin ke email saya spkponorogo@yahoo.com., makasih mas