Profesinya adalah pembuat piala. Piala untuk kompetisi anak-anak hingga dewasa. Piala ukuran 20 cm hingga 1 meter. Piala untuk juara corat-coret hingga melukis, main bola hingga lomba nari.

Suatu hari, dia pergi berkunjung dengan keluarganya ke sebuah taman rekreasi di Jakarta. Luas sekali areanya, macam-macam wahananya. Mereka pergi di hari kerja, bukan week-end atau hari libur. Suasana taman hiburan itu sepi, yang terlihat hanya karyawannya saja. Seperti berjalan di pekuburan. Restoran sepi, sarana bermain lengang.

Berkenalanlah si Tukang Piala dengan pengelolanya; dihubungkanlah si Tukang Piala dengan pemiliknya yang kebetulan ada disana. Presentasilah si Tukang Piala kepada pemiliknya tentang gagasannya untuk menghidupkan taman hiburan itu supaya tak seperti kuburan.

Beberapa minggu kemudian, tempat hiburan itu ramai oleh anak sekolah. Justru di hari kerja. Mereka hari itu sedang berlomba mewarnai. Tiket masuk untuk muridnya gratis, tapi yang mengantar harus membayar. Semua senang, karena mendapat piala, entah piala sebagai peserta paling bagus, paling kreatif, paling aktif, paling unik dan ‘paling-paling’ yang lainnya.

Semua pulang membawa piala. Dan tukang bikin piala itu kini kebanjiran order. Semua piala yang dibawanya ludes. Produksinya naik drastis. Keuntungannya naik drastis. Kini ia bukan hanya jual piala, tapi juga jadi punya event organizer dan bisnis foto digital untuk mengabadikan peserta acara yang dikelolanya, lengkap dengan piala yang diperoleh mereka.

Tempat rekreasi itu kini ramai, pun di hari kerja. Tukang Piala senang karena pialanya banyak laku dan punya bisnis baru, pengelola taman rekreasi senang karena banyak yang berkunjung, guru-guru sekolah pun senang karena kebagian persentase dari setiap tiket yang terjual, dan tentu saja anak-anak sekolah dan orang tuanya pun senang karena bisa foto dengan piala di tangan dan ada piala yang bisa dipajang di ruang tamu (biaya yg dikeluarkan terbayar oleh kebanggan).

Kini tukang piala itu kaya raya. Kunci utamanya, melihat hal yang sama tapi berpikir dengan cara yang berbeda.

One thought on “Tukang Piala Jadi Event Organizer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *