SBY itu anak tunggal. Anak sulung sekaligus bungsu. Di sebuah harian nasional, pernah dibahas tentang sosok SBY dari sisi ke-anak tunggal-annya.
SBY merespon Yo-Yo dari Megawati yang dibalas dengan statemen Gangsing oleh pengurus Partai Demokrat. Yo-Yo versus Gangsing adalah tuduhan anak-anak versus tuduhan anak-anak. Hanya anak-anak yang merespon tuduhan dengan tuduhan serupa. Orang dewasa merespon tuduhan dengan respon berbeda.
SBY melontarkan ABS (Asal Bukan Capres S) dengan respon yang tidak proporsional. SBY tidak suka dengan ABS (Asal Bukan Capres S), bisa jadi karena dia ASB (Anak Sulung sekaligus Bungsu). Responnya muncul dari sisi psikologis seorang anak tunggal yang selalu mencari perlindungan.
SBY menolak diberikan gelar honoris causa oleh ITB. Banyak yang memuji, karena menunjukkan kedewasaan SBY, sekaligus menyentil ITB sebagai institusi akademik untuk tidak jauh terlibat dalam dunia politik. SBY melihat ITB itu WTT (Waktunya Tidak Tepat); minta agar pemberian gelar itu diundur setelah Pilpres. Entah lah, kalau SBY tidak jadi presiden lagi, apakah gelar itu tetap diberikan. Soalnya, nun jauh disana, Jepang dan Belgia, Jusuf Kalla pun diberikan berbagai gelar kehormatan.
SBY, ABS, ASB, ITB dan WTT. Memang Indonesia itu penuh fenomena. Media punya jasa menjadikan fenomena itu hadir di tengah kita yang kemudian ramai-ramai membahasnya.
postingannya keren……
butuh referensi atau paper tentang hukum
klik disini
repository hukum unand
thanks….