Alhamdulillah, terima kasih dan bersyukur kepada Allah SWT, dalam waktu 5 hari, renovasi rumah tinggal anak yatim bisa terselesaikan.

Rumah yang dihuni oleh 5 orang, tanpa ayah, ibunya PRT, kini kembali ceria. Ibunya bertekad untuk berusaha kembali, wirausaha kecil-kecilan dengan berjualan karedok dan bakso. Anak laki-laki yang dewasa, punya minat untuk kerja di bengkel sendal (tadinya menganggur), yang paling kecil, punya kemauan untuk beternak bebek (sebelumnya putus sekolah dan kini sudah sekolah, tapi ingin berwirausaha).

Puji syukur, karena ternyata renovasi rumah itu tak hanya membangun rumahnya, tapi juga jiwa penghuninya, supaya bisa mandiri secara kolektif.

Jika saja, kita bisa memikirkan bagaimana bisa membuat satu keluarga secara kolektif berusaha, sekecil apa pun, bisa jadi akan muncul keluarga-keluarga yang mandiri dan berani menghadapi kemiskinan, dengan pertama sekali memposisikan dirinya bukan sebagai korban, tapi sebagai solusi; bukan sebagai obyek tapi sebagai subyek; sehingga keluarga itu memiliki kendali atas nasibnya sendiri.

Bukankah Allah menjanjikan sebuah perubahan jika dan hanya jika orangnya sendiri memiliki tekad kuat untuk berubah (Ar-Rad:11)?

Semoga saja, ikhtiar renovasi rumah tinggal anak yatim ini adalah salah satu cara untuk membangun jati diri anak yatim, agar mereka bisa berdaya dan mandiri; dan kelak, ketika sukses bisa peduli dengan saudara2nya.

Wallahu’alam.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *