Pagi ini saya mencoba jalan alternatif ke kantor. Agak berputar, agak jauh dan memakan waktu lebih lama. Konsekuensinya, saya harus berangkat lebih pagi. Tapi saya menikmatinya.
Sepanjang jalan, saya melihat aneka spanduk para caleg, dari yang lucu, kasihan sampai yang mencengangkan. Ketika mobil yang saya tumpangi melewati sebuah halaman sebuah swalayan, saya melihat pemandangan yang agak unik. Ada seorang polisi, yang sedang mengusir kendaraan yang berhenti disana. Mungkin biasa saja, tapi saya melihat ke polisi itu, ada yang rada ngga matching dalam pikiran saya. Kenapa? Karena polisi itu berperut buncit.
Apa yang salah dengan perut buncit? Kecuali masalah kesehatan dan makanan halal, sebenarnya perut buncit ngga terlalu masalah. Tapi kalau polisi yang berperut buncit, rasa-rasanya kok ngga pas. Mungkin ada yang senang dengan polisi berperut buncit ini, yaitu para maling yang langsing. Karena, kalau ketahuan, pasti polisi itu tidak akan sanggup mengejar. Kecuali malingnya buncit juga, pasti ketika saling kejar, mereka beristirahat bersama dalam jarak tertentu karena kecapaian.
Ingatan saya kembali ke beberapa tahun lalu, ketika masih kuliah. Saya juga berinteraksi dengan polisi berperut buncit. Ditilang tepatnya.
Saat itu, saya mengambil jalan langsung, dari Tugu Kujang di Bogor ke arah Ramayana. Di satu belokan ke arah Pasar Bogor, saya ambil jalan lurus. Tidak melihat kalau disitu ada tanda perbodden. Ketika saya lewat biasa-biasa saja. Akan tetapi, dalam beberepa detik kemudian, saya mendengar suara peluit polisi.
Wah.. rupanya ada polisi berperut buncit yang duduk tepat beberapa meter setelah tanda perbodden tadi. Polisi itu dengan susah payah mendekati motor saya dan memberikan surat tilang. Dia langsung minta uang damai. Setelah tawar menawar, saya kasih Rp 17.000, ribuan semua. Polisi itu tidak menghitung, langsung saja memasukkan uang ke kantongnya. Motor pun kembali saya jalankan.
Sambil bawa motor, saya berpikir. Kenapa polisi itu tidak berada di depan rambu lalu lintas, sekaligus mengarahkan kendaraan supaya tidak melanggar. Kenapa polisi itu duduk manis setelah rambu, di tempat yang tersembunyi dan menunggu orang berbuat salah? Saya saat itu memang tidak melihat rambu, karena biasanya memang boleh lewat jalan itu.
Memang, ada juga orang yang sengaja melanggar rambu lalu lintas. Akan tetapi, polisi seharusnya mencegah orang berbuat salah juga, bukan hanya membiarkan orang berbuat salah, kemudian menangkapnya, setelah itu mendapat uang dari kesalahan orang lain.
Saya jadi berpikir lagi, kalau perut buncit itu isinya adalah makanan dan minuman dari uang yang didapatkan dengan cara seperti itu, jadi buncitnya itu buncit bagaimana ya? Sudah tidak sehat secara fisik, mungkin tidak sehat juga secara spiritual, karena uang yang didapatkan masih diragukan kesehatan spiritualnya.
Kini, setiap saya melihat polisi berperut buncit, saya hanya bisa berdo’a saja, semoga buncitnya itu karena makanan dan minuman dari uang yang halal. Karena mereka punya tugas mulia menjaga agar setiap orang tidak melanggar peraturan. Kalau mereka sendiri yang melanggar peraturan, bagaimana mungkin menangkap orang lain yang melanggar peraturan.
hahahahhah…lucu juga kalo malingnya kurus, trus kejar2an ama polisi yang perutnya buncit..kira2 gmn endingnya ya… dulu aku juga pernah ditilang ama polisi buncit, tapi ga bayar om, tapi modal senyum manis aza ama pak polisi buncit itu..beres deh 😀
hehehehe..kalau cewek emang bisa begitu.. kalau cowok ngasih senyum manis juga, bisa dianggap ngga normal ntar….. maling kurus polisi buncit? hahahahahhaa.. cape deh….
om pasti perutnya rata….
perut buncit kalo menurut ku bukan masalah makanan. tetapi masalah olahraga. ndak usah jadi polisi juga sering buncit perutnya. termasuk saya
hahahahaha
Ingat polisi jadi ingat pas dulu di tilang gara2 ga liat rambu dilarang belok
Ngejar malingnya kan sekarang bisa pake motor Oom…gak pa2 kan kalo buncit sedikit?
itu buncit karna dia suka duduk abis makan kale ya om? hehe….
salam
aku nggak buncit lho..
polisi..oh..polisi..
Ya beginilah negri kita ini..
hahahaha,saya juga pernah tuh mas…malahan kalo saya waktu itu saya kasih uang 10 ribu,mau aja tuh polisi.katanya lumayan buat beli rokok……
tapi tetep polisi banyak jasanya juga koq..hehehehe
salam kenal mas
Sepertinya citra polisi lalu lintas memang sudah buruk di mata masyarakat, karena kelakuan beberapa personil polisi. Tapi sebetulnya tidak semua seperti itu.
Mungkin biasa saja, tapi saya melihat ke polisi itu, ada yang rada ngga matching dalam pikiran saya. Kenapa? Karena polisi itu berperut buncit.
==============================================
Mungkin polisinya udah tuwir & mo pensiun jd wajar klo udah buncit …. hehehe
hehe.. biasa itu..
ahaha..
lucuuuu..
polisi tiap hari mesti wajib latihan fisik nih ky TNI, biar badannya bgs..
emang dasar….
pulisi..
percaya ga mas.. lokasi ditilangnya sm persis dengan saya waktu di bogor.. dan seperti biasa polisinya duduk manis menunggu kesalahan pengendara juga.. ga ikhlas sy smpe kapanpun ngasih uang damai 35rb buat uang makan ke jakarta..
“Sambil bawa motor, saya berpikir. Kenapa polisi itu tidak berada di depan rambu lalu lintas, sekaligus mengarahkan kendaraan supaya tidak melanggar. Kenapa polisi itu duduk manis setelah rambu, di tempat yang tersembunyi dan menunggu orang berbuat salah?”
setuju bgt sy… 😀
nice post lebah cerdas…
Kang…sungguh menggelitik ceritanta.
hehehe..
iya tu polisi lalu lintas pada buncit2 semua.
gak ngerti deh pola makan nya kyk apa.
gak kebayang deh klo polisi2 berperut buncit seperti itu pas pada saat upacara barisan nya jadi gak lurus akibat perut2 nya itu tadi,,
hahaha..