Ini pengalaman saya waktu ikutan Youth Worker Training Program di Cheonan, South Korea….
Kegiatan diadakan di National Youth Center of South Korea. Diikuti oleh 7 negara. Kami, dari Indonesia diwakili oleh 3 delegasi, saya, Fathurrahman dari Kemenegpora, dan Misbach Fikrianto dari Sekolah Rakyat.
Dalam salah satu sesi, ada presentasi peserta dari berbagai negara. Hari ini kita presentasi ttg Youth Policy di Indonesia, sambil mendengarkan apa yang dijelaskan oleh delegasi dari negara lain.
Walaupun secara formal kita ngga ada bekal tentang Youth Policy, tapi, dengan adanya internet, kita bisa menjadi “pengarang” yang bagus. Memang rumusan tentang Indonesian Youth Policy belum ada. Kalaupun dalam bentuk Rancangan Undang-undang, katanya nyasar entah dimana. So, bagaimana mau menyelesaikan masalah, kalau rancangan youth policynya saja tidak ada? atau memang kami yang tidak tahu?
Sebenernya rada bingung waktu harus menampilkan sosok yout center di Indonesia, karena memang tidak terupdate dengan baik di dunia maya. Akhirnya, kami menggunakan keterampilan searching dibantuin oom google, dan didapatlah gambar-gambar Presiden SBY lagi pake baju pramuka, gedungnya Wisma Makara UI… peserta lain juga toh tidak tahu.
Ternyata, dari ketentuan usia saja, tentang Youth bisa berbeda antar negara:
– Korea : 9 – 24 tahun
– Indonesia: 18 – 35 tahun
– Malaysia: 15 – 25 tahun
– Kamboja: 15 – 30 tahun
– Thailand: 18 – 25 tahun
Bisa lihat khan, kalau usia pemuda di Indonesia yang paling tua. Bahkan beberapa tokoh politik mengklaim dirinya sebagai tokoh pemuda, padahal usianya sudah tua.
Dari perbedaan range usia itu juga yang membuat perbedaan masalah kepemudaan di berbagai negara.
Akan tetapi, benang merahnya tetap ada, masalah utama kepemudaan tidak lepas dari kesempatan pendidikan, drugs, dan infiltrasi budaya.
Jadi sebenarnya kita punya PR yang hampir sama di ASEAN, sama-sama mengurusi kepemudaan yang banyak masalah mendasarnya.
Akan tetapi insyaallah hal ini bisa diatasi, selama ada konsistensi dan kesungguhan.