Baru saja membuka internet, langsung tertuju berita tentang Obama yang ditimpuk buku. Memang, risiko menjadi pemimpin itu; baik saja bisa ada yang benci; sebaliknya, buruk kelakuan pun pasti ada yang cinta. Kejadiannya di Philadelphia, ketika Obama bersama wakil presiden Joe Biden, berkampanya untuk kongres. Pria bugil yang melemparnya, akhirnya tertangkap. Mungkin sekedar mencari sensasi; atau ada tujuan tertentu?

Saya jadi ingat, ketika di Chicago, berada satu lift dengan seorang veteran perang Vietnam, dia melihat buku yang sedang saya pegang “Dream From My Father”-nya Obama; langsung saja dia bilang: “Don’t believe that guys.. the book is about fairy tale…” katanya begitu. Saya kaget juga. Apa urusannya dia dengan buku yang saya baca.

Kejadian yang sama ketika penerbangan ke Honolulu; saya bersebelahan dengan seorang Coast Guard; ketika tahu saya akan ke Hawaii, untuk mengetahui tanah kelahiran Obama, pria ini bilang: “Memang kamu percaya Obama lahir di Hawaii? Obama lahir di Kenya, dan Obama membohongi kami semua. Coba lihat di youtube..” Yah.. dari perjalanan selama 14 hari itu, memang tak semua yang saya temui menyukai Obama. Bahkan ketika menulis di Kompasiana pun, tak semua suka dengan tulisan saya; padahal saya pergi pun tak merepotkan siapa-siapa; hanya menyampaikan apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan. Itulah risiko. Bahkan, jika Anda ingin tahu jelek-jeleknya Obama, tinggal lihat saja satu saluran televisi kabel Amerika.

Apa Anda pikirkan membaca ketiga benda di atas…?

Benda di atas mewakili 3 negara; mewakili hubungan antara rakyat dengan pemimpinnya.

Obeng sepanjang 30 cm itu milik seorang warga Desa Kincang Wetan Kecamatan Jiwan; ditusukkan ke perut sebelah kanan sedalam 1 cm dalam acara Bhakti Sosial Terpadu ke Bupati Madiun H Muhtarom. Penyebabnya, (katanya) karena tidak puas dengan Bupati yang tidak sesuai antara tindakan dengan janji kampanyenya. Pemiliki obeng yang tidak puas itu, pulang ke rumah, ambil obeng dan menusuk sang Bupati. Katanya stress.

Sepatu itu milik seorang wartawan Al Baghdadi, Irak; yang dilemparkannya ke George Bush Jr, ketika pidato dalam sebuah konferensi pers. Dukk! Bush pun berhasil menghindari lemparan sepatu yang mental ke tembok itu. Saat itu Bush pada hari terakhir kunjungannya ke Irak dan PM Irak Nuri al Maliki sedang jumpa pers hasil kunjungannya ke Irak.

Konon, ketika patung Saddam Husein diruntuhkan, banyak warga yang melemparkan sepatu atau memukulkannya ke patung Saddam, sebagai wujud penghinaan. Melempar sepatu merupakan bentuk kemarahan paling tinggi orang-orang di Timur Tengah.

Aneh juga, sepatu sebagai bentuk kemarahan itu dilemparkan kepada dua orang yang berseberangan. Seharusnya, kalau yang satu jahat, satunya lagi baik. Nah, kalau sepatu itu dilempar ke dua orang yang berseberang, ada kemungkinan karena keduanya memang pantas menjadi sasaran kemarahan.

Replika Katedral itu miliki orang Italia, yang dipukulkan kepada Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi. Tartaglia, si pelaku, diketahui memiliki sejarah sakit jiwa selama 10 tahun. Dia terancam 5 tahun penjara. Silvio Berlusconi juga (mungkin) punya masalah dengan kejiwaan, karena diduga melakukan tindakan amoral dengan kasus perselingkuhannya.

Obeng, Sepatu dan replika katedral adalah alat untuk menunjukkan kemarahan, ketidakpuasan dari rakyat kecil kepada pemimpinnya yang bisa jadi mencederai janjinya sendiri. Itu risiko menjadi pemimpin, di level apa pun.

Memang, akhirnya para pelaku itu dihukum; walaupun wartawan Irak itu disanjung, karena memang banyak sekali orang yang tidak suka dengan Bush merasa diwakili perasaannya. Berlusconi pun naik popularitasnya, setelah wajahnya yang berdarah-darah muncul di berbagai media; dan mendapat simpati; cara mudah bagi pemimpin untuk dikasihani dan mendapat simpati.

Memang pilihannya, kalau tidak mau ditusuk obeng, dilempar sepatu atau dipukul replika katedral; jadilah pemimpin yang dicintai rakyatnya. Seperti Bung Hatta yang ketika wafatnya tak begitu disukai oleh penguasa, tapi diiringi jutaan orang dalam pemakaman yang tidak di Taman Makam Pahlawan, karena ingin dikenang sebagai orang biasa; dan tentu saja dibuatkan lagu khusus oleh Iwan Fals.

So… menjadi pemimpin memang hasil keputusan; tapi ingin dibenci atau dicintai adalah sebuah pilihan…. Untungnya masih banyak yang mencintai SBY…. tapi mungkin juga cinta ada batasnya… Who knows….

One thought on “Obama Dilempar Buku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *