Kunjungan Obama hari ini diliput media. Kemacetan Jakarta luput dari mata Obama, tapi jadi bagian dari warga Jakarta sejak pagi hari. Padat merayap. Jalan tol bagai lapangan parkir, karena mobil nyaris tak bergerak.

Jamuan makan malam dengan bertukar pidato penyambutan, membuat saya terharu, ketika SBY dengan mengejutkan memberikan penghargaan Bintang Jasa kepada Stanley Ann Dunham, ibunya Obama atas jasanya dalam pengembangan microfinance di Indonesia (khususnya Jogjakarta).

Menyentuh.. penuh perasaan. Karena presiden kita juga mudah tersentuh dan sangat didominasi perasaan.

Selanjutnya, Obama menyampaikan sisi kesamaan dari Indonesia dengan Amerika; bukan sisi perbedaannya. Bahwa Indonesia dan Amerika adalah negara kepulauan; bahwa Indonesia dan Amerika adalah negara demokrasi yang mengandalkan kekuatan pada rakyatnya; Indonesia dan Amerika adalah negara yang membentuk harmoni dari keragaman.

Semoga saja kedua presiden dari dua negara yang dibenangmerahi oleh rambutan, nasi goreng, bakso dan emping itu bisa membangun jembatan antar 2 negara; sehingga yang tak terhubung bisa terhubung..

Semoga saja tak ada yang mencoba membangun dinding diantara perbedaan; seperti yang ditunjukkan oleh salah seorang menteri; dengan menyatakan apa yang tak ia lakukan; sederhana; hanya soal salaman; tapi kelihatannya gak enak banget; bukan soal jas dan istana negara, tapi soal tak mengatakan yang ia lakukan. Duh!

Memang perbedaan itu niscaya dalam sebuah hubungan. Akan tetapi, saatnya membangun jembatan daripada dinding. Karena dengan jembatan kita bisa berjalan menyeberang; tapi dengan dinding, kita hanya bisa menduga apa yang tak terlihat di baliknya.

Obama datang, pulang kampung dan berjanji tak akan lama lagi akan kembali membawa anak-anaknya. Obama yang mengatakan bahwa, mungkin saja ia tak bisa berada di Istana Negara, jika ia tak menjadi presiden.

SBY melakukan tindakan yang cukup hangat untuk menyambut kedatangan Obama. Saya melihatnya lebih ke penyambutan saudara; banyak sentuhan emosionalnya.

Semoga.. lebih banyak dibangun jembatan diantara perbedaan dalam hubungan. Jangan dinding….

One thought on “Obama: Antara Jembatan dan Dinding

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *