Adalah Muhammad Toha, pemuda yatim yang belum genap 20 tahun, mengorbankan dirinya dengan ‘meledakkan’ gudang persenjataan Jepang pada 24 Maret 1946 dan memicu terjadinya Bandung Lautan Api. Beberapa pihak kini mendukung Muhammad Toha untuk menjadi pahlawan nasional.
Adalah Dani Dwi Permana, remaja berusia 18 tahun lulusan dari sebuah SMA swasta di Jakarta, menjadi pelaku bom bunuh diri di Hotel Marriott. Pelaku bom bunuh diri di Hotel Ritz-Carlton adalah Nana Ikhwan Maulana. Keduanya melakukan aksi 17 Juli 2009.
Kopral Harun Said dan Usman Janatin melakukan tindakan heroik dan mendapat penganugerahan sebagai pahlawan nasional. Tindakannya didasari semangat nasionalisme, terlebih ketika harga diri bangsa ini dicabik-cabik oleh Malaysia.
Muhammad Toha, dengan nasionalisme yang dibalut darah muda-nya, melakukan tindakan heroik yang dicatat dalam sejarah.
Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana? sama mudanya, sama terbakar emosinya.
Entahlah siapa yang mengenang mereka. Bangsa ini mengingatnya sebagai pecundang yang menghancurkan umat manusia. Tindakan yang menurut mereka heroik, tapi sebenarnya tak lebih dari tindakan pecundang.
Tindakan yang sama, motif yang berbeda akan dikenang dengan cara yang berbeda; akan dicatat dalam sejarah dengan tinta yang berbeda.
Itu tergantung sudut pandang mana yg kita pakai. Dan kita ada dipihak yg mana? Orang kafir, murtad, munafik, fasik pasti bilang teroris. Dan sy memilih berada di barisan orang2 yg berjuang di jalan Alloh dengan cara apapun.