Gak semua cerita tentang #teROHIS itu nyenengin. Mei 1998, saat panas2nya suasana jelang reformasi; saya dan teman biasa membersihkan teras mesjid, termasuk tempat wudhu juga. Mesjid kami berada di pinggir jalan. Saat itu jam 06-an; masih pagi. Tiba-tiba, ada mobil pick up yang lewat pelan-pelan di samping mesjid. Dan… swiiiiiing… seseorang yang mengenakan topi untuk menyembunyikan wajahnya, melemparkan sesuatu ke arah mesjid. dan ternyata, yang dilempar itu.. kepala babi….. masih ada darahnya… kami sangat kaget… teman saya langsung membungkus kepala babi tersebut dengan karung. mengamankan. dan beruntung saat itu mesjid masih sepi, jadi tidak ada yang tahu kejadian tersebut, kecuali kami, marboth. Kami langsung kontak Pak Rektor. Rektor memberikan keputusan bijak. Kesepakatan langsung dibuat. Jangan sampai berita ini tersebar ke seluruh mahasiswa, bisa kacau. Karena ini mungkin saja provokasi dari pihak tertentu untuk mengadu domba. Kepala babi itu pun kami kubur di belakang kampus. Kondisi kampus pun aman; walaupun kami dengar kemudian, teman-teman marboth di mesjid Amaliah, Juanda, juga mendapatkan perlakuan yang sama. Tapi, mereka melakukan tindakan yang hampir sama. Kami tidak mencari siapa yang melempar kepala tsb, kami hanya menjaga agar tindakan mereka tidak membuat kacau kondisi kampus. Orang lain boleh bertindak buruk terhadap kita. Akan tetapi, kita bisa memilih bersikap baik terhadap tindakan buruk tersebut. #teROHIS. True Story

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *