Orang cerdas selalu menyiapkan bekal dalam melakukan perjalanan

Suatu saat seorang ulama berpendapat bahwa fisika adalah takdir Allah terhadap benda mati. Ini adalah ikhtiar untuk menghubungkan antara Hijrah dengan Rumus Fisika.

Secara alur, hijrah dimulai dari adanya tekanan, kecepatan kaum muslimin dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah, usaha yang keras serta tentu saja energi yang tidak habis-habis untuk menegakkan agama Islam.

Dalam perspektif rumus fisika, ke empat proses tersebut bisa diwakili dengan 4 rumus, yaitu:

P = F / A à P = (m.a) / A

Tekanan berbanding lurus dengan massa dan percepatan, serta berbanding terbalik dengan luas penampang. Jika dikonversi dengan kehidupan, maka tekanan berbanding lurus dengan massa (bobot) masalah dan percepatan berbanding terbalik dengan luas penampangnya.

Jika dihubungkan dengan tekanan hidup yang dialami manusia, maka tekanan akan semakin besar ketika bobot masalahnya semakin berat, akan tetapi tekanan juga tergantung dengan keluasan (hati); semakin luas hati manusia, maka tekanan semakin kecil.

Bukankah banyak orang sukses muncul dari kemampuannya mengelola tekanan? Menjadikan tekanan sebagai landasan untuk melakukan lompatan, bahkan lejitan? Tekanan tidak lagi ditentukan oleh bobot masalah, akan tetapi bagaimana keluasan hati untuk mengelolanya.

Masalah ringan bisa menjadi tekanan yang sangat berat, jika hati manusia sempit. Masalah berat bisa menjadi tekanan yang ringan jika hati manusia luas. Keluasan manusia adalah hak prerogative Allah SWT.

V = s/t

Kecepatan berbanding lurus dengan jarak dan berbanding terbalik dengan waktu. Jika jarak diibaratkan sebagai seberapa jauh jarak tempuh untuk mencapai tujuan dan waktu adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam kehidupan, semakin jauh jarak yang harus kita tempuh, semakin kita harus meningkatkan kecepatan. Semakin sedikit waktu yang tersedia, maka kecepatan harus semakin tinggi.

Semakin hari, durasi hidup manusia semakin berkurang, makanya manusia harus lebih cepat mendekat kepada Allah. Mengenai jarak dalam kehidupan, jika diibaratkan sebagai garis lurus, maka kehidupan di dunia adalah satu titik di antara garis yang sangat panjang. Oleh karena itu, semakin jauh jarak yang akan kita tempuh, maka kecepatan pun harus semakin ditingkatkan.

W = F . s à W = (m.a) x s

Usaha berbanding lurus dengan gaya dan jarak. Gaya berbanding lurus dengan massa (bobot) dan percepatan. Usaha semakin keras dilakukan dengan cara peningkatan bobot (kualitas) diri, dan percepatan untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, karena jarak tempuh yang akan kita lalui cukup jauh.

Dalam kehidupan, usaha keras hanya mungkin dilakukan dari bobot kualitas diri yang terus membaik, percepatan yang terus meninggi dan pemahaman akan jarak yang akan ditempuh untuk mencapai sebuah tujuan.

e = mc2

Energi berbanding lurus dengan massa dan kuadrat kecepatan (cahaya). Energi manusia akan meningkat ketika kualitas diri dan kecepatannya ditingkatkan. Energi dibutuhkan agar manusia menjadi kuat dalam beraktivitas. Energi membuat seseorang tidak hanya sehat, tapi juga bugar.

Dalam kehidupan, hidup butuh energi, energy adalah penanda hidup. Tingkatkan kualitas diri dan juga kecepatannya.

Hijrah adalah tentang perpindahan dari satu kondisi ke kondisi lain yang lebih baik. Diawali dengan tekanan, maka perlu peningkatan kecepatan, usaha yang maksimal dan tetap memiliki energy karena perjalanan hidup di dunia adalah bekal di akherat—dalam kehidupan yang kekal abadi.

Wallahu’alam

One thought on “Hijrah dan Rumus Fisika

  1. penerjemahan yang cerdas
    : )

    sebenarnya, seluruh alam itu saling terkait. Allah menciptakan semua fenomena alam sebagai bahan berpikir… saya salut sama yang nemuin rumus2 hebat itu…kita cuman kudu menafsirkan saja….

  2. 😀
    telah diketahui bahwa penggunaan rumus kecepatan “v = s/t” adalah untuk mengukur kecepatan yang bernilai tetap, artinya tanpa adanya percepatan.
    sedangkan rumus tersebut tidak bisa diaplikasikan sepenuhnya dalam kehidupan manusia karena mengingat adanya rumus GLBB dimana pengaruh dari percepatan yang tetap menyebabkan kecepatan menjadi tidak konstan, jarak tempuh tidak lagi linier.

    untung gravitasi gak ikut campur… 😀
    setuju sama Miss Miauw…. but, ‘tafsir’ ini memang hanya sudut pandang, so.. sangat personal, apalagi saya ngga tau banyak tentang rumus fisika.. dulu nilainya 6. Kalau ujian, paling deg2an… hasilnya pun membuktikan ke-deg2-an itu….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *