Sebelumnya saya tak memahami, ketika sahabat saya yang sekarang sudah menjadi entrepreneur hebat, mengajukan pertanyaan:

 

“Apa bedanya rekening karyawan biasa dengan rekening pengusaha?”

 

“Tidak tahu” saya bilang sejujurnya.

 

Saat itu saya masih bekerja di sebuah kantor penerbitan nasional. Yang jelas, setiap akhir bulan, yang ada di rekening saya adalah sisa gaji.

 

Sahabat saya melanjutkan..Dia memberikan ilustrasi, seperti seseorang yang sedang nge-cek saldo rekening di ATM

 

“Begini bedanya.. kalau rekening karyawan biasa, begitu akhir bulan, melihat saldo, responnya…. KOK TINGGAL SEGINI SALDONYA? sisa dikit maksudnya”

 

itu kalau karyawan biasa…Sahabat saya melanjutkan,

 

“Kalau pengusaha, begitu ngecek ATM dan melihat saldonya… responnya..DUIT DARIMANA NIH MASUK REKENING…?”

 

Hehehehe.. Dzig! Kena banget saya; karena saat itu, respon ketika melihat saldo akhir setiap bulan, memang bertanya, kok tinggal segini ya… Saya belum punya pengalaman, begitu ngecek rekening, terus kaget melihat ada sejumlah uang dalam jumlah lumayan, mampir di rekening saya, jumlah yang tak terduga, karena dihasilkan oleh pendapatan yang pasif.

 

Alhamdulillah, sejak saya berhenti kerja kantoran, setiap ngecek ATM pasti deg-degan; kira-kira tinggal berapa lagi nih sisa saldo yang ada di rekening.

 

Seperti pagi ini, niat saya untuk mentransfer sejumlah uang, karena isteri akan membawa anak ke dokter, batuk-batuk katanya, sementara saya sudah di jalan, mau bertemu dengan ‘orang penting’ untuk dituliskan gagasannya. Saya ragu juga mau ngecek rekening, karena setahu saya, terakhir kali dicek, jumlahnya tak sampai 1 juta rupiah.

 

Begitu saya masuk ke ATM dan saya cek… apa yang terjadi? ALHAMDULILLAH BANGET….ternyata di rekening saya ada uang yang jumlahnya hampir dua kali lipat dari gaji waktu di kantor (gajinya ngga gede juga.. jadi sebenernya jumlahnya juga ngga gede..hehehehe)…

 

Saya surprise…. baru menyadari, mungkin Allah sedang menyiapkan saya untuk tak seterkejut seperti sekarang, ketika ada rezeki yang tak terduga seperti ini. Sumber uang itu rupanya dari beberapa pekerjaan yang saya lakukan di rumah, kadang sambil memangku anak bungsu saya, Andra atau menyaksikan isteri saya memasak untuk kemudian makan bersama hasil masakannya.

 

Menjadi karyawan, self employee (profesional), pebisnis atau investor memang pilihan. Tapi, saya mulai menikmati dan bersungguh-sungguh untuk menekuni profesi ini dan suatu saat akan menemukan jalur bisnisnya. Beruntung di sekitar ada ‘dewan guru’ yang bisa saya tanya, belajar dan konsultasi, baik langsung maupun tak langsung.

 

Saya baru paham dengan apa yang dikatakan oleh sahabat saya tadi. Mungkin dia sudah tak terkejut lagi, ketika melihat sejumlah uang masuk ke rekeningnya, walaupun dia tak bekerja alias diam di rumah, mengurus anak-anaknya.

 

Hmmm….. Allah rupanya punya skenario rezeki yang hebat jika kita bersungguh-sungguh…

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *